Gunung Ciremai: Keindahan dan Petualangan di Atap Jawa Barat
Gunung Ciremai adalah gunung tertinggi di Provinsi Jawa Barat dengan ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut (mdpl). Nama gunung ini kadang dieja “Ceremai” atau “Cerme.” Secara administratif, Gunung Ciremai berada di wilayah tiga kabupaten: Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Majalengka. Gunung ini memiliki kawah ganda; kawah barat dengan radius 400 meter yang terpotong oleh kawah timur dengan radius 600 meter. Di lereng selatan pada ketinggian sekitar 2.900 mdpl, terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.
Vegetasi di Gunung Ciremai
Hutan-hutan alami di Gunung Ciremai hanya tersisa di bagian atas. Di bagian bawah, terutama di kawasan yang dulu dikelola sebagai hutan produksi oleh Perum Perhutani, hutan-hutan ini telah diubah menjadi hutan pinus (Pinus merkusii) atau semak belukar akibat kebakaran berulang-ulang dan penggembalaan.
Sebagaimana lazimnya pegunungan di Jawa, semakin seseorang mendaki Gunung Ciremai, akan dijumpai berturut-turut tipe-tipe hutan pegunungan bawah (submontane forest), hutan pegunungan atas (montane forest), hutan subalpin (subalpine forest), dan kemudian wilayah-wilayah terbuka tanpa pohon di sekitar puncak dan kawah.
Akomodasi dan Perijinan
Seluruh aktivitas pendakian di Taman Nasional Gunung Ciremai wajib mengurus Surat Ijin Masuk Lokasi (SIMAKSI) di Kantor Balai Taman Nasional Gunung Ciremai di Kuningan. Pendaki harus menyiapkan fotokopi identitas diri (KTP), mengisi formulir pendakian, membayar tiket masuk dan asuransi di masing-masing pintu masuk jalur pendakian. Pendaki juga wajib memahami manajemen pendakian agar pendakian berjalan sesuai rencana, terutama terkait persediaan air.
Jalur Pendakian Gunung Ciremai
Gunung Ciremai memiliki tiga jalur pendakian utama dengan tingkat kesulitan masing-masing: Jalur Apuy, Jalur Palutungan, dan Jalur Lingga. Jalur Lingga terbagi menjadi Linggasana dan Linggardjati, yang nantinya bertemu di pos ke-2, yaitu Kondang Amis.
Jalur Palutungan
Jalur Palutungan adalah jalur teringan dalam pendakian Gunung Ciremai. Pendakian dimulai dari ketinggian 1.100 mdpl, menjadikan Palutungan sebagai start tertinggi. Jarak antar pos tempat pendaki dapat beristirahat cukup dekat, membuat jalur ini cocok bagi pemula. Jalur Palutungan terletak di Kabupaten Kuningan. Bekali diri dengan tahu lamping dan kue putri noong untuk menambah tenaga.
Jalur Apuy
Jalur Apuy dianggap sebagai jalur menengah karena pendakian dimulai dari ketinggian 1.000 mdpl. Jalur ini cocok bagi pendaki yang menginginkan sedikit tantangan. Dari pos Sanghiang Rangkah menuju Gowa Wallet, jaraknya cukup jauh. Jalur Apuy terletak di Kabupaten Majalengka. Sebelum berangkat, cicipi nasi lengko khas Majalengka sebagai pengisi tenaga awal.
Jalur Linggardjati dan Linggasana
Jalur Linggardjati dan Linggasana adalah jalur terberat dalam pendakian Gunung Ciremai. Linggasana merupakan start paling bawah di 630 mdpl dan Linggardjati di 650 mdpl. Jalur ini penuh tantangan dengan sumber air satu-satunya di pos Cibunar, yang merupakan pos pertama setelah pos pendaftaran. Jalur dari Cibunar menuju Leuweung Datar cukup jauh, namun ketinggiannya tidak signifikan, sesuai namanya “Leuweung Datar” yang berarti “Hutan Datar”.
Tantangan berikutnya adalah Tanjakan Bapatere (1.950 mdpl) dengan jalur yang menanjak tanpa henti hingga Batu Lingga (2.250 mdpl). Batu ini pernah menjadi tempat berkotbah Wali Songo. Di dekat Batu Lingga, terdapat in memoriam pendaki yang tewas pada tahun 1999. Blok Batu Lingga dipercaya dijaga oleh makhluk halus bernama Aki dan Nini Serentet Buntet. Pos terakhir adalah Pangasinan (2.750 mdpl), yang pada masa pendudukan Jepang, digunakan sebagai tempat pembuangan tawanan perang.
Summit Attack dan Tips Pendakian
Summit attack sangat disarankan saat mendaki Gunung Ciremai. Bawalah senter, headlamp, atau alat penerangan lainnya. Pada jalur Linggardjati, berkemah di Sangga Buana 2 sebelum summit attack memberikan pemandangan kota Cirebon dan Kabupaten Kuningan dari pos Pengasinan, yang sering disebut puncak bohong. Lampu-lampu pelabuhan terlihat sangat indah, dan matahari terbit dari puncak tertinggi Jawa Barat adalah pemandangan yang menakjubkan.
Gunung Ciremai memiliki hutan yang lembab, jadi hindari duduk atau bersandar sembarangan saat beristirahat. Hewan mungil yang disebut “pacet” oleh warga setempat, sejenis lintah penghisap darah, dapat ditemui di sini. Jangan mendaki saat cuaca buruk atau musim hujan, dan perhatikan jalur dengan cermat. Jalur yang dahulu pernah digunakan mungkin sudah ditutup dan dialihkan.